Pengaruh Terapi Aurasoma Terhadap Kecemasan Keluarga Pasien Di Ruang Intensive Care Unit
Abstract
Pasien kritis merupakan pasien yang dirawat di ruang ICU yang memiliki angka kejadian morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Kondisi pasien yang kritis menjadi salah satu penyebab kecemasan pada keluarga pasien, faktor penyebab kecemasan keluarga pasien adalah terpisah secara fisik dengan keluarga yang dirawat di ICU, takut kematian atau kecacatan tubuh terjadi pada keluarga yang sedang di rawat dan masalah keuangan terutama jika pasien adalah satu-satunya pencari nafkah dalam keluarga.Oleh karena itu untuk mengurangi kecemasan keluarga pasien dibutuhkan sebuah terapi yang mampu mengurangi kecemasan salah satunya terapi Aurasoma. Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Terapi Aurasoma terhadap kecemasan keluarga pasien di Ruang ICU Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang Tahun 2019. Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan metode pre eksperimental dan desain one group pre test post test dengan memberikan intervensi aurasoma sebagai subjek penelitian, digunakan alat ukur kuesioner baku dari (HRS-A). kuesioner ini terdiri dari 14 kelompok terhadap 28 responden dengan metode non probability sampling. Hasil Penelitian:: Hasil dari penelitian di lakukan analisis data dengan menggunakan uji Wilcoxon. Sebelum diberikan terapi Aurasoma dengan nilai median 28,50 dan sesudah intervensi dengan nilai 42,00. Simpulan: Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka terapi Aurasoma dapat menjadi salah satu pilihan intervensi untuk mengurangi kecemasan keluarga pasien di ruang ICU.
Downloads
References
Azoulay E, Pochard F, Kentish-Barnes N, et al. (2005). FAMIREA Study Group: Risk of post-traumatic stress symptoms in family members of intensive care unit patients. Am J Respir Crit Care Med; 171:987–994
Donsu, J.D.L. (2017). Psikologi Keperawatan. Yogyakarta: Pustaka Baru Pers
Elias, Y., Susanti, I. L., & Hayati, N. I. (2013). Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan keluarga di ruang high care unit (HCU) Rumah Sakit Immanuel Bandung. In Proceeding The National Seminar on Penanggulangan Masalah Gizi pada Anak Melalui Pendekatan Peka Budaya (pp. 435-453)
Elizarrarás-Rivas J, Vargas-Mendoza JE, Mayoral-García M, Matadamas-Zarate C, Elizarrarás-Cruz A,Taylor M, et al. (2010). Psychological response of family members of patients hospitalised for influenza A/H1N1 in Oaxaca, Mexico. BMC psychiatry. 10(1): 104. doi: 10.1186/1471-244X-10-104. PMID:21129214, PMCID: PMC3016311
Hartini, N. (2013). Terapi warna untuk mengurangi kecemasan. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan. No.1.Vol.2, Hal: 291 – 303
Hawari, D. (2011). Manajemen Stres, Cemas dan Depresi. Jakarta
Jane, A. (2012). Terapi warna untuk kesehatan. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan, 1(2), 291 – 303
Kumar, V. 2009. Terapi warna. Tangerang: Karisma
Limantono, & Nova, M. (2013). Preferensi manula terhadap jenis lampu, suhu warna lampu dan warna dinding pada ruang tidur (studi kasus Panti Wredha Hanna Yogyakarta). from e-journal.uajy.ac.id
Morton, P.G., Fortaine, D. K., Hudak, C. M., & Gallo, B. M. (2013). Keperawatan Kritis: Pendekatan Asuhan Holistik Ed.8. Ahli bahasa Nike. E. W. Jakarta: EGC
Muharyani, Putri Widita, Jaji, Ayu Kurniati Sijabat. (2015). Pengaruh Terapi Warna Hijau Terhadap Tingkat Kecemasan Ibu Primigravida Trisemester III. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan. Volume 2, Nomor 1, Januari 2015, Halaman : 105 – 114. Indralaya : Universitas Sriwijaya
Peni, T. (2014). Kecemasan Keluarga Ruang ICU Rumah Sakit Daerah Sidoarjo. Journal Ilmiah Kesehatan Politeknik Kesehatan Majapahit. Vol.6. No.1
Pochard, F., Darmon, M., Fassier, T., Bollaert, P. E., Cheval, C., Coloigner, M., ... & Zahar, J. R. (2005). Symptoms of anxiety and depression in family members of intensive care unit patients before discharge or death. A prospective multicenter study. Journal of critical care, 20(1), 90-96
Potter & Perry. (2009). Fundamental Keperawatan. Edisi 7. Jakarta : Salemba Medika
Pourmemari, M., Khaleghdoost, M.T., Askandari, F., Avazeh, A. (2010). Study on effective factors onpatients' family members anxiety in intensive care units. ZUMS. 18(70): 91-101
Pratiwi, & Dewi. (2016). Reality Orientation Model For Mental Disorder Patients Who Experienced Auditory Hallucinations. INJEC, 1, 87
Rochmawati, D.H. (2012). Teknik relaksasi otot progresif untuk menurunkan kecemasan. from www.uin-semarang.ac.id
Sawitri, Devi, P.S., & Nurhesti, K.A. (2013). Pengaruh terapi warna hijau terhadap stres pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Wana Seraya Denpasar. Jurnal Online Udayana. Vol.42. No.2, Hal: 14 – 23
Shafipour, V., Moosazadeh, M., Jannati, Y., & Shoushi, F. (2017). The effect of education on the anxiety of a family with a patient in critical care unit: a systematic review and meta-analysis. Electronic physician, 9(3), 3918
Smith, C. D. iSabatino, & Custard, K. (2014). The experience of family members of ICU patients who require extensive monitoring: a qualitative study. Critical Care Nursing Clinics of North America, 26(3), 377–388. doi:10.1016/j.ccell.2014.04.004
Sukriswati, I. (2016). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisa Di RSUD Moewardi Surakarta. Skipsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta
Stuart, G. W. (2013). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC
Wijayanto, & Vera, A. (2013). Perancangan interior pusat terapi anak autis dan indigo berdasar pendekatan psikologi interior di Surabaya. Jurnal Intra.No. 1. Vol. 2, hal: 1 – 12
Wintermann, G,B., Weidner, K., Strauß B, et al. (2016). Predictors of posttraumatic stress and quality of life in family members of chronically critically ill patients after intensive care. Ann Intensive Care; 6:69