REPRESENTASI KULTURAL DALAM DESAIN RUMAH JULANG NGAPAK: ANALISIS SEMIOTIKA PADA RUMAH ADAT SUNDA
##plugins.themes.academic_pro.article.main##
Abstract
Rumah adat Sunda merupakan manifestasi dari nilai-nilai kultural yang terkandung dalam kehidupan masyarakat Sunda. Salah satu bentuk desain arsitektur tradisional yang paling dikenal adalah rumah Julang Ngapak, yang mencerminkan simbol-simbol budaya dan kepercayaan yang diwariskan dari generasi ke generasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis representasi kultural yang nampak dalam desain arsitektur rumah Julang Ngapak. Fokusnya ada pada elemen-elemen arsitektural seperti bentuk atap, ornament dan tata ruang. Elemen-elemen tersebut akan dianalisis dengan menggunakan teori semiotika Carles Sander Peirce yang menekankan desain rumah Julang Ngapak sebagai tanda yang memiliki elemen utama representamen, objek dan interpretan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rumah Julang Ngapak tidak hanya berfungsi sebagai tempat tinggal, tetapi juga sebagai simbol identitas budaya yang kaya makna filosofis. Bentuk atap menyerupai sayap burung yang menjadi ikon perlindungan dan keseimbangan alam, sementara ornamen-ornamen pada struktur rumah berfungsi sebagai indeks yang menunjuk pada kepercayaan spiritual masyarakat. Tata ruang rumah mengandung simbol hierarki sosial dan pola interaksi antar anggota keluarga, mencerminkan keterkaitan antar elemen budaya Sunda.
##plugins.themes.academic_pro.article.details##
References
Eka, Rahmawati, & Saleh, H. (2019). Identifikasi pergeseran fungsi bangunan rumah adat Bantayo Pobo’ide di Kabupaten Gorontalo. Radial: Jurnal Peradaban Sain, Rekayasa dan Teknologi, 2(2), 1–10.
Fiske, J. (2007). Cultural and communication studies: Sebuah pengantar paling komprehensif. Yogyakarta: Jalasutra.
Nuryanto, N. (2021). Fungsi, bentuk, dan makna atap imah panggung Sunda (Studi perbandingan atap rumah di Kasepuhan Ciptagelar, Naga, dan Pulo). Jurnal Arsitektur Zonasi, 4(1), 92–104.
Rakhmat, J. (2002). Metode penelitian komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Riany, M., Rachmadi, Y., Sambira, I. Y., Muharam, A. T., & Taufik, R. M. (2014). Kajian aspek kosmologis-simbolisme pada arsitektur rumah tinggal vernakular di Kampung Naga. Jurnal Reka Karsa, 2(4), 1–12.
Saleha, & Yuwita, M. R. (2023). Analisis semiotika Charles Sander Peirce pada simbol rambu lalu lintas dead end. Jurnal Madya, 3(1), 65–72.
Sobur, A. (2001). Suatu pengantar untuk analisis wacana, analisis semiotika, dan analisis framing. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sumardjo, J. (2014). Estetika paradoks. Bandung: Kelir.
Vera, N. (2015). Semiotika dalam riset komunikasi. Bogor: Ghalia Indonesia.