https://ejurnal.ars.ac.id/index.php/keperawatan/issue/feedJurnal Keperawatan BSI2024-08-28T09:28:18+00:00Hudzaifah Al Fatih[email protected]Open Journal Systems<p><strong>Jurnal Keperawatan BSI</strong> pertama publikasi tahun 2013, dengan registrasi <strong>E- ISSN</strong> dari LIPI Indonesia dengan <a href="http://issn.pdii.lipi.go.id/issn.cgi?daftar&1459403746&1&&"><strong>Nomor</strong> </a><strong><a href="http://issn.pdii.lipi.go.id/issn.cgi?daftar&1459403746&1&&">SK no. 0005.25282239/JI.3/SK.ISSN/2016.07 - 19 Juli 2016 (mulai edisi Vol. 4, No. 2, April 2016)</a> dan P-ISSN </strong>dengan<strong> <a href="http://issn.pdii.lipi.go.id/issn.cgi?daftar&1358919831&1&&">NO SK no. 0005.025/JI.3.2/SK.ISSN/2013.08</a></strong> . Jurnal KEPERAWATAN BSI merupakan jurnal hasil penelitian ilmiah dibidang Keperawatan BSI dan Kesehatan Masyarakat Dengan artikel yang belum dipublikasikan secara online atau versi cetak. <strong>Jurnal Keperawatan BSI </strong>menerima artikel ilmiah dengan area penelitian pada:<br><strong>Jurnal Keperawatan BSI</strong> memiliki versi online dan cetak dengan jadwal publikasi pada bulan April dan September setiap tahunnya.<br><strong>Jurnal Keperawatan BSI</strong> sudah terakreditasi oleh SINTA Ristekdikti per tanggal 9 Juli 2018 dengan masuk peringkat (S5) Berdasarkan <a href="https://drive.google.com/open?id=1PgBe_Gw-qlBRSoLJaUpm4T31xbBtM4Kp">SK NOMOR 21/E/KPT/2018</a></p> <p><strong>P-ISSN:</strong> <a href="http://issn.pdii.lipi.go.id/issn.cgi?daftar&1358919831&1&&">2338-7246 </a> <strong>E-ISSN:</strong> <a href="http://issn.pdii.lipi.go.id/issn.cgi?daftar&1459403746&1&&">2528-2239</a> <strong>DOI :</strong><a href="https://doi.org/10.51977/j.kep"> https://doi.org/10.51977/j.kep</a></p> <p>Terindeks: <strong>SINTA RISTEKDIKTI</strong>, <strong>Crossref, GARUDA, Google Scholar, PKP Index dan Indonesia Onesearch</strong></p>https://ejurnal.ars.ac.id/index.php/keperawatan/article/view/1227HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DI POSYANDU DENGAN KEPUASAN ORANG TUA BALITA2024-04-30T09:38:00+00:00Ida Ayu Gede Tina KomalaDewi[email protected]Ni Luh Putu Dina Susanti[email protected]Anak Agung Istri Wulan Krisnandari D[email protected]<p>Posyandu ialah salah satu contoh upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM). Keandalan, daya tanggap, kepercayaan diri, empati, dan departemen yang gamblang di Posyandu digunakan untuk mengukur kualitas perawatan kesehatan yang disediakan di sana. Di Posyandu Desa Melinggih, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar, Bali, penelitian ini berusaha untuk memastikan hubungan antara kualitas pelayanan kesehatan dan kepuasan orang tua balita. Metodologi penelitian <em>cross-sectional</em> menggunakan analisis korelasi. Terdapat 213 responden membentuk seluruh sampel, yang diambil menggunakan prosedur pengambilan sampel <em>non-probability sampling</em>. Pengumpulan data menggunakan kuesioner kualitas pelayanan dan kepuasan orang tua balita. Analisis penelitian ini menggunakan <em>Spearmen’s Rho</em>. Hasil penelitian menunjukkan kualitas pelayanan kesehatan di posyandu Desa Melinggih Payangan, sebanyak 212 (99,5%) responden menilai kualitas pelayanan posyandu dengan kategori baik. Berdasarkan Kepuasan Orang Tua balita di posyandu Desa Melinggih Payangan, sebanyak 194 (91,1%) responden menyatakan kepuasan tinggi. Kualitas pelayanan kesehatan di Posyandu dikaitkan dengan kepuasan orang tua balita menurut analisis statistik menggunakan korelasi <em>Spearman’s Rho</em>, dengan hasil r = 0,721 dan nilai p < 0,01. Dalam penelitian ini, terdapat korelasi substansial antara kepuasan orang tua balita Desa Melinggih Payangan dengan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan di Posyandu.</p>2024-04-30T09:29:58+00:00Copyright (c) 2024 Jurnal Keperawatan BSIhttps://ejurnal.ars.ac.id/index.php/keperawatan/article/view/1446HUBUNGAN SELF EFFICACY & DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEPATUHAN AKTIVITAS FISIK DM TIPE II 2024-04-30T09:38:00+00:00I Gusti Ayu Winda Dharmaning Putri[email protected]I Putu Artha Wijaya[email protected]Putu Wira Kusuma Putra[email protected]<p>Diabetes Melitus merupakan penyakit metabolisme yang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah didalam tubuh yang melebihi batas normal. Menteri Kesehatan RI : menyatakan bahwa pencegahan dan pengendalian kasus diabetes yang efektif bisa dilakukan dengan fokus pada faktor risiko dan secara teratur memantau perkembangannya, karena faktor risiko PTM di Indonesia masih tergolong tinggi, yaitu tidak patuh dalam melakukan aktivitas fisik. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan yaitu efikasi diri dan dukungan keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan <em>self efficacy</em> dan dukungan keluarga terhadap kepatuhan melakukan manajemen diri (aktivitas fisik) pada penderita diabetes melitus tipe II di wilayah kerja UPTD Puskesmas Blahbatuh I. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian analisis korelasi dengan pendekatan kuantitatif dan melibatkan 90 sampel yang dipilih melalui teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tiga kuesioner yaitu GSES, HDFSS dan kuesioner kepatuhan aktivitas fisik. Analisis data terdiri dari analisis univariat dan bivariat. Hasil uji Rank Spearman didapatkan p value = 0.000 < 0,05, hasil ini menunjukkan ada hubungan <em>self efficacy</em> dengan kepatuhan manajemen diri (aktivitas fisik) pada penderita diabetes melitus tipe II di wilayah kerja UPTD Puskesmas Blahbatuh I. Hasil uji <em>Rank Spearman</em> didapatkan p value = 0.002 < 0,05, hasil ini menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan manajemen diri (aktivitas fisik) pada penderita diabetes melitus Tipe II di wilayah kerja UPTD Puskesmas Blahbatuh I.</p>2024-04-30T09:30:16+00:00Copyright (c) 2024 Jurnal Keperawatan BSIhttps://ejurnal.ars.ac.id/index.php/keperawatan/article/view/1581HUBUNGAN MOTIVASI MENJADI MAHASISWA PERAWAT DENGAN PRESTASI BELAJAR DI KAMPUS “X” DI TANGERANG2024-04-30T09:38:00+00:00Teresa Teresa[email protected]Rina Milawati[email protected]<p>Prestasi belajar merupakan hal penting yang ingin diperoleh mahasiswa dalam melakukan aktivitas belajar yang dapat ditunjukkan oleh perasaan dan sikap. Seseorang akan melakukan suatu kegiatan karena ada motivasi dalam dirinya. Motivasi menjadi mahasiswa perawat merupakan hal yang menarik untuk diketahui. Prestasi belajar hingga saat ini masih menjadi tolak ukur kompetensi mahasiswa di bidang ilmunya masing-masing, oleh sebab itu banyak institusi kerja yang menggunakan indeks prestasi belajar. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi hubungan motivasi menjadi mahasiswa perawat dengan prestasi belajar mahasiswa di kampus “X” di Tangerang. Penelitian ini merupakan penelitian analitik yang menggunakan <em>cross sectional</em>. Penelitian<em> cross sectional</em><em>. </em>Sample pada penelitian ini adalah seluruh mahasiswa perawat yang kuliah pada institusi pendidikan berjumlah 136 . Analisis bivariat pada variabel motivasi menjadi mahasiswa perawat dengan prestasi belajar menggunakan uji <em>Spearman</em>. Hasil penelitian diperoleh nilai p 0,02 yang menunjukkan bahwa korelasi antara motivasi dan prestasi belajar mahasiswa keperawatan bermakna, dan nilai koreasi 0,541 menunjukkan adanya korelasi yang cukup kuat. Dari hasil diatas, diperoleh nilai p 0,02 yang menunjukkan bahwa korelasi antara motivasi dan prestasi belajar mahasiswa keperawatan bermakna, dan nilai koreasi 0,541 menunjukkan adanya korelasi yang cukup kuat. Hubungan antara motivasi dan prestasi belajar mahasiswa keperawatan bermakna Beberapa indikator timbulnya motivasi dalam diri seseorang adalah adanya hasrat dan keinginan berhasil dalam hal ini lulus menjadi seorang perawat.</p>2024-04-30T09:30:39+00:00Copyright (c) 2024 Jurnal Keperawatan BSIhttps://ejurnal.ars.ac.id/index.php/keperawatan/article/view/1624HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK DALAM PEMBERIAN OBAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN 2024-04-30T09:38:00+00:00Wempi Eka Rusmana[email protected]Rida Amelia[email protected]Anita Putri Wijayanti[email protected]<p>Ketika kualitas pelayanan medis yang mereka terima memenuhi atau melebihi harapan mereka, pasien akan bahagia, begitu pula sebaliknya. Harapan klien dan komunikasi perawat berbeda, yang menyebabkan ketidakpuasan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan komunikasi terapeutik pada saat pemberian obat dengan tingkat kepuasan pasien RS X. Penelitian ini menggunakan metodologi cross-sectional dan strategi analitis korelatif. Populasi penelitian adalah 53 pasien yang menerima perawatan di Rumah Sakit X. Sedangkan sampel penelitiannya berjumlah 48 pasien. Pengambilan sampel nonprobabilitas yang dikombinasikan dengan metodologi pengambilan sampel kuota merupakan strategi pengambilan sampel yang digunakan. Kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data, dan Spearman Rank dengan α = 0,05 digunakan untuk analisis. Di antara 28 orang dalam penelitian yang memiliki komunikasi terapeutik yang tidak memadai, 14 pasien (atau 50%) melaporkan merasa kurang puas, 13 pasien (46,4%) melaporkan merasa cukup puas, dan 1 pasien (atau 3,6%) melaporkan merasa puas. Uji Spearman Rank menunjukkan nilai ρ = 0,001 < α=0,05 yang menunjukkan adanya hubungan antara komunikasi terapeutik pada saat pemberian obat dengan kepuasan pasien di rumah sakit.</p>2024-04-30T09:30:58+00:00Copyright (c) 2024 Jurnal Keperawatan BSIhttps://ejurnal.ars.ac.id/index.php/keperawatan/article/view/1636HUBUNGAN LITERASI KESEHATAN DAN SELF EFFICACY DENGAN KEPATUHAN DIABETES SELF MANAGEMENT 2024-05-27T07:18:06+00:00Hudzaifah Al Fatih[email protected]Tita Puspita Ningrum[email protected]Hani Handayani[email protected]<p>Masalah kesehatan yang timbul akibat diabetes mellitus (DM) dapat dikendalikan apabila penderita DM menerapkan <em>self management</em>. Literasi kesehatan merupakan keadaan dimana individu memiliki kapasitas untuk memperoleh, memproses, dan memahami informasi kesehatan dasar yang diperlukan untuk mengambil keputusan yang tepat tentang kesehatan. Literasi kesehatan yang tidak memadai dikaitkan dengan hasil kesehatan yang buruk. Selain literasi kesehatan, pengambilan keputusan yang tepat terhadap perawatan diri juga dipengaruhi oleh kepercayaan diri pasien atau yang dikenal dengan istilah <em>self-efficacy.</em> Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis Hubungan Literasi Kesehatan dan <em>Self Efficacy</em> dengan Kepatuhan <em>Diabetes Self Management</em> pada penderita DM tipe 2. Metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan <em>cross sectional</em>. Sampel penelitian 70 orang, dengan <em>tekhnik accidental sampling</em>. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner tertutup. Analisa secara <em>univariat</em> menggunakan rumus <em>prosentase</em> dan <em>bivariat</em> menggunakan <em>chi- square</em>. Hasil penelitian ini didapatkan kepatuhan <em>diabetes self management</em> tinggi sebagian besar 49 (70%) dan diketahui ada hubungan antara literasi kesehatan dengan kepatuhan <em>diabetes self management </em>(<em>p value</em> = 0,000). Dan ada hubungan juga antara <em>self efficacy</em> dengan kepatuhan <em>diabetes self management </em>(<em>p value</em> = 0,000). Simpulannya ada hubungan yang signifikan antara literasi kesehatan dengan kepatuhan <em>diabetes self management</em> dan ada pula hubungan antara <em>self efficacy</em> dengan kepatuhan <em>diabetes self management</em>. Kepatuhan terhadap <em>diabetes self management</em> dapat ditingkatkan melalui peningkatan literasi kesehatan dan <em>self efficacy</em> penderita DM.</p>2024-04-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Jurnal Keperawatan BSIhttps://ejurnal.ars.ac.id/index.php/keperawatan/article/view/1626GAMBARAN POLA KONSUMSI MAKANAN KARIOGENIK PADA ANAK KELAS V DI SDN 071 SUKAGALIH2024-08-16T08:14:08+00:00Maidartati Maidartati[email protected]Nurul Iklima[email protected]Herlina Rosmayanti[email protected]<p>Anak usia sekolah dasar cenderung lebih banyak jajan dibandingkan dengan mengkonsumsi makanan yang sehat. Dengan banyaknya jajan, orang tua tidak dapat mengontrol apa yang dikonsumsi oleh anaknya seperti halnya makanan kariogenik. Dampak dari konsumsi makanan kariogenik yang berlebihan menyebabkan karies gigi pada anak. Karies gigi adalah kerusakan pada gigi akibat demineralisasi jaringan keras seperti enamel, dentin, dan sementum yang disebabkan oleh banyak faktor yaitu mikroorganisme, gigi, waktu, dan pola makan kariogenik pada anak kelas V SDN 071 Sukagalih. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi gambaran pola konsumsi makanan kariogenik. Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan cross-sectional. Populasi pada penelitian ini adalah siswa/siswi kelas V SDN 071 Sukagalih sampel yang digunakan sebanyak 43 anak. Teknik sampling pada penelitian ini adalah purposive sampling.Analisa data menggunakan analisis univariat menggunakan rumus persentase. Hasil penelitian ini yaitu sebagian besar (69,8 %) atau 30 anak berjenis kelamin laki-laki, sebagian besar (69,8 %) atau 30 anak berusia 11 tahun, dan sebagian besar (65,1%) atau sebanyak 28 anak mempunyai pola konsumsi makanan kariogenik yang kurang baik. Dari hasil penelitian pola konsumsi makanan kariogenik masih kurang baik diharapkan orang tua lebih memperhatikan kebiasaan makan anak disekolah dan bagi guru dan pihak UKS bisa memberikan edukasi pada anak usia sekolah dasar mengenai dampak mengkonsumsi makanan kariogenik.</p>2024-04-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Jurnal Keperawatan BSIhttps://ejurnal.ars.ac.id/index.php/keperawatan/article/view/1847GAMBARAN PREVALENSI DISMENORE DAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI SMK BHAKTI KENCANA TASIKMALAYA2024-08-28T09:12:46+00:00Hilman Mulyana[email protected]<p>Diketahui prevalensi kasus dismenore tersebar hampir di seluruh dunia terdapat 15,8% - 89,5%, seperti di Bangladesh 59,8%, Mesir 34%, Korsel 0,9%, dan Italia 84,1%, Berdasarkan epidemiologi di Indonesia untuk prevalensi dismenore dan anemia belum diketahui pasti. Terdapat hasil penelitian tahun 2019 di kota Denpasar, terdapat prevalensi 74,42% dengan proporsi paling tinggi pada usia 14 - 16 tahun serta pada remaja putri 90%, dibandingkan dewasa 25%. Penelitian terbaru tahun 2023 pada mahasiswi yang mengalami dismenore kategori nyeri berat terdapat 27%, kategori sedang 42%, dan kategori ringan 31%. Kemudian prevalensi kasus anemia sebesar 32%, ini menunjukan 3 - 4 dari 10 remaja menderita anemia. Menunjukan kasus prevalensi dismenore dan anemia masih menjadi masalah kesehatan system reproduksi pada wanita atau remaja. Metode penelitian deskriptif. Populasi dan sampel penelitian adalah kelompok remaja putri di SMK Bhakti Kencana Tasikmalaya, sebanyak 16 orang dengan metode total sampling. Peneliti melakukan analisis pada skala nyeri dismenore dengan menggunakan <em>Numeric Rating Scale</em> (NRS), serta kadar Hemoglobin dengan <em>Hemoglobin Testing System Quick Check Set</em>. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran prevalensi kasus dismenore meliputi usia dan kategori skala nyeri, prevalensi anemia dan kategori anemianya. Diketahui gambaran karakteristik umur siswi yang mengalami dismenore paling banyak berada di rentang usia 16 tahun sebanyak 21 (65.6%) orang, diketahui bahwa skala nyeri dismenore yang dialami kelompok remaja putri tersebut yang mengalami nyeri dismenore kategori paling banyak adalah kategori sedang sebanyak 8 (50%) orang, dan diketahui bahwa kadar Hemoglobin pada kelompok remaja putri menunjukan remaja yang mengalami anemia kategori ringan sebanyak 5 (31.3%) orang, remaja yang mengalami anemia kategori sedang sebanyak 1 (6.3%) orang, serta tidak ada yang mengalami anemia berat. Diketahui gambaran siswi yang mengalami dismenore berada di usia 16 tahun sebanyak 11 orang, skala nyeri yang dialami paling banyak kategori sedang sebanyak 8 orang, dan kadar Hemoglobin yang menunjukan anemia kategori ringan sebanyak 5 orang. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya dan sebagai tambahan wawasan ilmu pengetahuan tentang gambaran dan penatalaksanaan disemnore dan anemia khusunya di kalangan remaja atau sekolah bagi guru.</p>2024-04-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Jurnal Keperawatan BSIhttps://ejurnal.ars.ac.id/index.php/keperawatan/article/view/1687GAMBARAN KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PASIEN HALUSINASI DI PUSKESMAS CIGADUNG BANDUNG2024-08-28T09:28:18+00:00Erna Irawan[email protected]Purwo Suwignjo[email protected]Mery Tania[email protected]Umi Khasanah[email protected]Susi Sundayanti[email protected]<p>Halusinasi merupakan gangguan kejiwaan dan kondisi medis yang dapat mempengaruhi fungsi otak manusia, mempengaruhi emosional, tingkah laku dan dapat mempengaruhi fungsi normal kognitif. Kepatuhan minum obat merupakan hal yang penting untuk dilakukan. Ketidakpatuhan terhadap pengobatan merupakan masalah yang sering dialami pada pasien gangguan halusinasi. Angka proporsi pengobatan dengan anggota rumah tangga gangguan jiwa halusinasi yang rutin berobat selama 1 bulan terakhir yaitu sebesar 48,9% dan untuk yang tidak rutin minum obat sebesar 51,1% pada pasien halusinasi. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis “Gambaran Kepatuhan Minum Obat Pada Pasien Halusinasi di Puskesmas Cigadung Bandung. Jenis penelitian <em>deskriptif kuantitatif. </em>Sampel penelian dalam penelitian ini berjumlah 45 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik total sampling. Pengumpulan data menggunakan kusioner kepatuhan minum obat <em>MMAS-8 (Medication Morisky Adherence Scale 8)</em>. Hasil penelitian menunjukan gambaran kepatuhan minum obat pada pasien halusinasi di Puskesmas Cigadung rendah dengan jumlah responden sebanyak 45 orang. Hampir seluruhnya klien halusinasi memiliki kepatuhan minum obat yang rendah (66,67 %). Penelitian ini hanya mengidentifikasi gambaran kepatuhan minum obat pada pasien halusinasi di Wilayah Kerja Puskesmas Cigadung. Evaluasi yang berkelanjutan sangat diperlukan dalam memperbesar peluang klien untuk disiplin minum obat serta dapat mengontrol halusinasinya.</p>2024-04-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Jurnal Keperawatan BSI