Perempuan dan Jurnalisme: Studi Fenomenologi Terhadap Profesionalisme Jurnalis Perempuan di Kota Kupang
##plugins.themes.academic_pro.article.main##
Abstract
ABSTRAK
Emansipasi perempuan sebagai jurnalis yang diperjuangkan oleh Roehanna Koedoes, seakan mencapai titik terangnya saat ini. Kini, telah banyak perempuan-perempuan di Indonesia yang memilih terjun ke dunia jurnalistik yang masih dianggap oleh sebagian besar masyarakat sebagai dunia pekerjaan yang maskulin. Untuk menjadi seorang jurnalis perempuan, harus memiliki pribadi yang tangguh, berani dan sigap dalam melaksanakan pekerjaan. Profesionalisme dalam bekerja, baik dalam ruang redaksi ataupun di lapangan saat liputan menjadi sifat dan sikap yang harus dimiliki jurnalis perempuan, untuk menghadapi tantangan kerja yang datang kapan saja. Tujuan dari penelitian ialah untuk mengetahui probelamatika yang dihadapi oleh jurnalis perempuan serta bagaimana profesionalisme jurnalis perempuan dalam menjalankan profesinya. Teori dan metode yang digunakan dalam penelitian ini yakni teori fenomenologi & metode fenomenologi. Data dikumpulkan dengan teknik wawancara mendalam dan dokumentasi. Sedangkan Analisis data menggunakan model analisis interaktif Miles dan Huberman, serta teknik penentuan informan menggunakan teknik Purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jurnalis perempuan di Kota Kupang mampu bekerja secara profesional yang ditunjukkan dalam beberapa hal, yakni pemahaman dan penerapan kode etik jurnalistik serta UU. Pers, serta bagaimana mereka mampu bertanggung jawab atas berita yang dibuat dan dipublikasikan.
Kata Kunci : Jurnalis; Perempuan; Profesionalisme[1]
ABSTRACT
The emancipation of women as journalists championed by Roehanna Koedoes, seemed to reach her current bright point. Now, many women in Indonesia have chosen to enter the world of journalism which is still considered by most people as a masculine world of work. To become a female journalist, must have a strong, brave and swift person in carrying out work. Professionalism in work, both in the editorial room or in the field when coverage is the nature and attitude that female journalists must have, to face the work challenges that come at any time.The purpose of the research is to find out the proboscisics faced by female journalists and the professionalism of female journalists in carrying out their profession. The theory used in this study is the standpoint theory. The method in this study uses the phenomenology method. Data was collected by in-depth interview techniques and documentation. While the data analysis uses the Miles and Huberman interactive analysis model, and the informant determination technique uses Purposive sampling techniques.The results of the study showed that female journalists in Kupang City were able to work professionally as shown in several ways, namely understanding and applying the journalistic code of ethics and the Act. Press, as well as how they are able to be responsible for the news made and published.
Keywords: Journalists, Women, Professionalism
##plugins.themes.academic_pro.article.details##
References
Littlejohn, Stepehen W. & Foss, Karen A. 2014. Teori Komunikasi. Terjemahan Mohammad Yusuf Hamdan. Jakarta: Salemba Humanika
Luviana. 2012. Jejak Jurnalis Perempuan: Pemetaan Kondisi Kerja Jurnalis Perempuan di Indonesia. Jakarta: Aliansi Jurnalis Independen
Miles, H.B. & Huberman, A.M.1994. Qualitative Data Analysis: A Sourebook Of New Methods (Edisi Ke-2). Thousand Oaks. CA: Sage
Siregar, Ashadi, dkk. 1998. Bagaimana Meliput dan Menulis Berita untuk Media Massa. Yogyakarta: Penerbit Kanisius
_________. 1999. Media dan Gender: Perspektif Gender atas Industri Suratkabar Indonesia. Yogyakarta: LP3Y
Anistiyati, Franciska. 2012. Perempuan dan profesi jurnalis. Skripsi. Tidak diterbitkan.
Fikratuna. 2015 . Studi Profesionalisme Melalui Pengalaman Komunikasi Jurnalis Perempuan di Media Massa Kota Ambon.. Volume 7, Nomor 2, Juli Desember 2015
Perdana, Putria.2012. Suara Perempuan di media cetak sebagai komunikasi politik. Skripsi. Tidak diterbitkan