PENGALAMAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL REMAJA PADA KELUARGA BROKEN HOME
##plugins.themes.academic_pro.article.main##
Abstract
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Perselisihan dalam keluarga dapat menimbulkan keretakan keluarga (broken home). Kajian ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami pengalaman komunikasi interpersonal remaja yang menjadi korban broken home serta memberikan gambaran mengenai bagaimana remaja yang menjadi korban broken home dapat bertahan dan menjalani kehidupan. Kajian menggunakan metode deskriptif. Metode pengumpulan data menggunakan wawancara semiterstruktur dan kajian literatur. Partisipan ditentukan melalui teknik purposive. Purposive adalah salah satu jenis teknik pengambilan sampel yang biasa digunakan dalam penelitian ilmiah. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan menentukan kriteria-kriteria tertentu. Partisipan berjumlah tiga orang, partisipan merupakan pria dan berusia remaja saat keadaan keluarga broken home. Temuan dari penelitian ini, ketiga partisipan dapat bertahan pada keadaan keluarga yang broken home karena adanya penerimaan diri yang positif. Ketiga subjek mengaku bahwa penerimaan diri yang muncul dipengaruhi oleh religiusitas dan dukungan emosional dari lingkungan. Ketiga subjek mampu membangun kemampuan resiliensi ditunjukkan dengan bangkit kembali dan memiliki harapan untuk masa depan.
##plugins.themes.academic_pro.article.details##
References
Aziz, M. (2015). Perilaku sosial anak remaja korban broken home dalam berbagai perspektif (Suatu penelitian di SMPN 18 kota Banda Aceh). Jurnal Al-Ijtimaiyyah, 1(1).
Devito, Joseph A. (2009). The interpersonal communication book USA: Pearson Education.inc
Hadianti, S. W., Nunung N., & Rudi S. D (2017). Resiliensi remaja berprestasi dengan latar belakang orangtua bercerai. Jurnal Penelitian dan PKM, 4(2), 129-389. Diunduh dari http://jurnal.unpad.ac.id/prosiding/article/viewFile/14278/6902.
Karim, Ridwan. (2021). Penelitian kualitatif. http://www.google.com/amp/s/penerbitbukudeepublish.com/author/ridwan/amp/page/e/.
Kusumaningrum,F.D. (2015,22 Januari). Bagaikan mimpi buruk, ini 8 efek perceraian bagi anak.
Lestari, Sri. 2012. Psikologi Keluarga. Jakarta: Kencana Preanada Media Group
Lofland dan Lofland dikyutif oleh Dr.Lexy J Moleong, metode penelitain kualitatif, Bandung: Rosdakarya,2006.
Merdeka.com. Diakses dari https://www.merdeka.com /sehat/bagaikan-mimpi-buruk-ini-8-efek-perceraian-bagi-anak.html.
Nasiri, M. (2016). Beda dampak perceraian bagi anak perempuan dan laki-laki. CNN Indonesia. Diakses dari http://www.cnnindonesia.com /gaya-hidup/20160922121057-255-160246/beda-dampak-perceraian-bagi-anak-perempuan-dan-laki-laki.
Purnawan, D.(2016). Tingkat perceraian di Indonesia termasuk yang tertinggi di dunia. Gulalives Diunduh dari http://www.gulalives.co/tingkat-perceraian-di-indonesia-termasuk-yang-tertinggi-di-dunia.
Saikia, R. (2017). Broken family: Its causes and effects on the development of children. karim International Journal of Applied Research 2017, 3(3), 445-448. Diunduh dari, http://www.allresearchjournal.com/archives/?year=2017&vol=3&issue=2&part=G&ArticleId=3214.
Sugiyono. (2004). Memahami penelitian kualitatif. Bandung: CV Alfabeta.
Sumardjijati. (2012). Pola Komunikasi Antara Orangtua Dan Anak Dalam Keluarga Broken Home di Surabaya. Diakses dari, http://ejournal.upnjatim.ac.id/index.php/ilkom/article/view/351.
Suprajitno. (2004). Asuhan keperawatan keluarga: aplikasi dalam praktik. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Diunduh dari: https://books.google.co.id/.
Tingjie, H., Jian X., Juan P., Xiao K., & Bixiu H. (2018). Relationship between resilience, social support as well as anxiety/depression of lung cancer patiens: A cross-sectional oobservation study. Journal of Cancer Research and Therapeutics, 72-77. Diunduh dari: http://www.cancerjournal.net.
Wardhani, R. H., Sunarti, E., & Muflikhati, I. (2017). Ancaman, faktor protektif, aktivitas, dan resiliensi remaja: Analisis berdasarkan tipologi sosiodemografi. Jurnal Ilmu Keluarga & Konsumen, 10(1), 47-58.