DESAIN PERMAINAN KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSIONAL ANAK USIA PRA SEKOLAH
##plugins.themes.academic_pro.article.main##
Abstract
Jumlah gangguan emosi di Indonesia mencapai 259 dari 1000 anak pra sekolah. Gangguan emosi akan berdampak buruk pada perkembangan sosial dan emosional. Gangguan emosi dapat diintervensi dengan bermain kooperatif. Tujuan dari penelitian ini adalah menerapkan permainan kooperatif untuk meningkatkan kecerdasan emosional pada anak pra sekolah. Ini adalah penelitian percontohan kuasi eksperimental. Sampel dalam penelitian ini adalah anak pra sekolah (3-5 tahun). Jumlah sampel 30 anak pra sekolah dengan menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan pemeriksaan kecerdasan emosional, dengan menggunakan Kuesioner Kecerdasan Emosi yang dikembangkan oleh lembaga PAUD. Analisis data menggunakan uji t berpasangan untuk membandingkan kecerdasan emosional anak sebelum dan sesudah intervensi. Hasil uji statistik menunjukkan nilai p 0,001, sehingga dapat disimpulkan ada pengaruh bermain dengan desain permainan yang bersifat kooperatif terhadap kecerdasan emosional anak pra sekolah. Saran bagi perawat anak agar dapat bekerjasama dengan lembaga prasekolah untuk mendeteksi dan menstimulasi kecerdasan emosional anak prasekolah.
##plugins.themes.academic_pro.article.details##
References
Arini, F, D.N. (2016). Pengaruh pembelajaran kooperatif terhadap keterampilan sosial siswa SD NP 4 Wates. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar. 5 (14).
Annisa. (2014). Gangguan kecerdasan emosional. Grow Up Clinique. Jakarta
Ball, J.W. dan Bindler, R.C. (2003). Pediatric nursing: Caring for children. 3rd ed. Prentice Hall. New Jersey-USA
Dahlan, M.S. 2008. Statistik untuk kedokteran/ kesehatan. Salemba Medika. Jakarta
Goleman, D. (2009). Emotional intelligence: Kecerdasan emosional mengapa EI lebih penting dari IQ. PT. Gramedia Pustaka: Jakarta
Goldstein, J. (2012). Play in children’s, development, health, and well being. TIE. Brussels
Gonzalez, Liuba. (2022). Interactive Design In Scenic Composition. A Multidiciplinary Evolution. New Design Ideas, (6) 2, 145 – 158.
Hockenberry, M.J. dan Wilson, D. (2009). Essential of pediatric nursing. Mosby Year Book. St. Louis-USA
Hurlock, E. (2006). Pertumbuhan dan perkembangan. Erlangga. Jakarta
Ismail, R. (2016). Increasing students social skill through playing method. Jurnal Pendidikan Usia Dini. 10 (2)
Kementerian Kesehatan RI. (2016). Pedoman pelaksanaan stimulasi, deteksi, dan intervensi dini tumbuh kembang anak di tingkat pelayanan kesehatan dasar. Kementerian Kesehatan RI. Jakarta
Kinnert, Filip. (2022). Wholeness, Visual Complexity and Materiality: A Comparative Analysis Using Fractal Dimension Analysis and The Mirror of The Self Test In The Case of Material Imitations. New Design Ideas, (6) 1, 5 – 24.
Lillard, AS., Lerner, M.D., Hopkins, E.J., Dore, R.A., Smith, E.D. dan Palmquist, C.M. (2013). The impact of pretend play on children’s development. Psychological bulletin. 139 (1): 11-34.
Mahsar, R. (2011). Emosi anak usia dini dan strategi pengembangannya. Kencana. Jakarta
Malahayati. (2009). Siap menjadi genius sejak usia dini IQ, EQ, SQ untuk anak usia 3-7 tahun. Kendi Mas Media: Jakarta
Mulyadi, S. (2011). Membantu anak mengelola amarah. Erlangga. Jakarta
Ricki, Y. (2014). Pengaruh puzzle terhadap kecerdasan emosional anak. Tesis. Stikes Jenderal Achmad Yani, Cimahi
Sabri, L. dan Hastono, S.P. (2008). Statistik kesehatan. Raja Grafindo Persada. Jakarta
Soetjiningsih. dan Ranuh, G. 2013. Tumbuh kembang anak. EGC. Jakarta
Santrock, J.W. 2011. Masa perkembangan anak. Salemba medika. Jakarta
Yuliansyah, Hendy. (2009). Belajar Membuat Iklan Sukses. Graha Ilmu: Yogyakarta.