Membangun Brand Destination Kampung Rajut Binong Jati Sebagai Tujuan Wisata Belanja Produk Rajutan di Kota Bandung

##plugins.themes.academic_pro.article.main##

Rahmat Priyanto
Suryana

Abstract

Abstrak


Kampung Rajut Binong Jati adalah sentra industri produk rajutan terbesar di Kota Bandung, dimana terdapat sekitar 418 pelaku usaha yang terlibat dalam proses produksi dan penjualan berbagai produk rajutan yang dihasilkan. Permasalahan yang terjadi di Kampung Rajut Binong Jati adalah pada pemasaran produknya. Salah satu upaya untuk mengembangkan proses pemasaran yang belum maksimal adalah dengan merancang brand destination Kampung Rajut Binong Jati sebagai tujuan wisata belanja produk rajutan di kota Bandung. Peneltian ini bertujuan untuk merumuskan tahap-tahap pembentukan brand kampung rajut Binong Jati sebagai tujuan wisata belanja di kota Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif untuk kemudian dianalisis menggunakan SWOT. Sumber data dalam penelitian ini diperoleh melalui kegiatan wawancara, observasi secara langsung di lapangan dan diperoleh melalui studi literatur terhadap berbagai informasi dan tulisan yang berkaitan dengan variabel yang diteliti.  Hasil penelitian merumuskan 5 tahapan dalam membentuk brand Kampung Rajut Binong Jati sebagai tujuan wisata belanja berbagai produk rajutan di kota Bandung


Kata Kunci: Brand Destination, Wisata Belanja, Pemberdayaan Masyarakat


 


Abstract


Kampung Rajut Binong Jati is the largest knitting product center in the city of Bandung, where there are around 418 businesses involved in the production and sales of various knitted products. The problem in Kampung Rajut Binong Jati is the marketing of its products. One effort to develop a marketing process that has not been maximized is to design a brand destination of Kampung Rajut Binong Jati as a shopping destination for knitted products in the city of Bandung. This research aims to formulate the stages of brand formation Binong Jati knitting village as a shopping destination in the city of Bandung. The method used in this research is a qualitative descriptive method for later analysis using SWOT. Sources of data in this study were obtained through interviews, direct observation in the field and obtained through literature studies of various information and writings related to the variables studied. The results of the study formulated 5 stages in forming the Kampung Rajut Binong Jati brand as a shopping destination for various knitted products in the city of Bandung


Keywords: Brand Destination, Shopping Tourism, Community Empowerment

##plugins.themes.academic_pro.article.details##

How to Cite
Priyanto, R., & Suryana. (2019). Membangun Brand Destination Kampung Rajut Binong Jati Sebagai Tujuan Wisata Belanja Produk Rajutan di Kota Bandung. Jurnal Kajian Pariwisata, 1(1), 31-43. https://doi.org/10.51977/jiip.v1i1.108

References

Advisers, S., & Acorn, T. (2010). Zanzibar Destination Marketing Strategy Final Report Table of Contents. (November).

Arnold, M. J., & Reynolds, K. E. (2003). Hedonic shopping motivations. Journal of retailing.; 79(2); 77-95.

Cinjarevic, M., Tatic, K., & Petric, S. (2011). See It, Like It, Buy It! Hedonic Shopping Motivations and Impulse Buying. Journal of Economics and Business.

Hasugian JTM. (2016). Pengaruh Brand Identity Terhadap Brand Loyalty Melalui Brand Image dan Brand Trust. J Adm Bisnis.;3(4):923–37.

Istanto, F. H., Somawiharja, Y., Herdinata, C., & Kurniawan, M. N. (2016). PENGEMBANGAN POTENSI WISATA BERBASIS BRAND DESTINATION (STUDI KASUS DESTINASI WISATA BUDAYA DI TROWULAN). Conference on Management and Behavioral Studies, 457–469.

Jin, B., & Kim, J. O. (2003). A typology of Korean discount shoppers: shopping motives, store attributes, and outcomes. International Journal of Service Industry Management; 14(4): 396-419.

Kalandides, A. and Kavaratzis, M. (2011). Branding Cities: The Search for Place Identity‟, Journal of Place Management and Development 4(1): 5–8.

Kang, J., & Park-Poaps, H. (2010). Hedonic and utilitarian shopping motivations of fashion leadership. Journal of Fashion Marketing and Management: An International Journal;14(2); 312-328]

Lundberg, C. (2011). Tourist shopping motivation : Go with the flow or follow the plan Tourist Shopping Motivation : Go with the Flow or Follow the Plan. (July). https://doi.org/10.1108/17566691111146104

Morgan, N., Pritchard, A., & Pride, R. (2004). Destination branding: creating the unique destination proposition. Destination Branding Creating the Unique Destination Proposition, 2nd, 314. https://doi.org/10.1016/j.cities.2007.01.003

Oscario, A. (2012). PENTINGNYA PERAN LOGO DALAM MEMBANGUN BRAND. Humaniora, (9), 191–202.

Putra, A. H. (2016). Peran UMKM dalam Pembangunan dan Kesejahteraan Masyarakat Kabupaten Blora.

Rahardipha, A., Hidayat, W., & Widiartanto. (2014). ANALISIS PROGRAM DESTINATION BRANDING PROVINSI NUSA TENGGARA.

S, B. S., S, A. W., Raditya, A., Studi, P., Komunikasi, D., Seni, F., … Industri, S. (2006). PERANCANGAN DESTINATION BRANDING SENTRA INDUSTRI TAS DAN KOPER SEBAGAI WISATA BELANJA DI TANGGULANGIN. 1–10.

Trang, T., Nguyen, T. D., & Nigel, J. B. (2007). Hedonic Shopping Motivations, Supermarket Attributes, and Shopper Loyalty in Transitional Markets – Evidence from Vietnam. Asia Pacific Journal of Marketing and Logistics, 1–27.

Urde, M. (2015). Core value-based corporate brand building. European Journal of Marketing, (November). https://doi.org/10.1108/03090560310477645